Pelatihan dan Pengembangan di PT KAI

Jumat, 01 April 2016

Pelatihan dan Pengembangan di PT KAI


PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Setiap unit bisnis membutuhkan sumber daya manusia (tenaga kerja) untuk menjalankan kegiatan usaha yang berbeda. Dalam unit industri, sejumlah besar orang yang dipekerjakan untuk melakukan berbagai operasi dan kegiatan. Hal ini diperlakukan sebagai sumber daya manusia atau tenaga kerja yang dipekerjakan. Sebuah unit bisnis membutuhkan sumber daya material serta sumber daya manusia untuk melakukan berbagai kegiatan. Kita kenal istilah "5M" dalam manajemen yakni Material, Mesin, Metode, Uang dan yang paling penting Men yakni, tenaga kerja dalam organisasi. Ini adalah melalui tenaga kerja / karyawan bahwa semua bahan-bahan lain dari uang perusahaan, mesin, bahan, pemasaran, dikelola olehnya. Singkatnya, Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan yang paling penting dan sumber daya yang paling produktif unit / usaha industri.
Hal ini benar mengatakan bahwa "mesin yang penting dalam proses produksi tetapi orang di belakang mesin yang lebih penting". Dia mengubah faktor-faktor tak bernyawa produksi menjadi produk yang berguna. Sumber daya manusia (SDM) merupakan aset penting dari sebuah unit bisnis. Tim yang loyal dan efisien dalam bekerja membawa kesuksesan dan stabilitas ke unit bisnis. Hal ini menunjukkan pentingnya sumber daya manusia dalam bisnis. Orang-orang dan organisasi di mana mereka bekerja saling terkait dan saling tergantung. Organisasi bergerak ke arah kemakmuran hanya dengan menggunakan sumber daya yang tersedia manusianya sengaja. 
Mengelola tenaga kerja dengan benar berarti mewujudkan tenaga kerja yang mampu bekerja dengan produktivitas kerja tinggi melalui pelaksanaan fungsi administratif dan fungsi operasional. Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) berarti untuk mengembangkan tenaga kerja yang tersedia melalui metode yang sesuai seperti pelatihan, promosi, transfer, dan kesempatan untuk pengembangan karir. Tim tersebut merupakan aset penting dari suatu perusahaan. Salah satu organisasi yang berbeda dari yang lain terutama karena orang-orang (karyawan) yang bekerja di dalamnya. Menurut Peter F. Druker , "kelangsungan hidup bisnis tergantung pada kinerja manajernya besok." Oleh katena itu sumber daya manusia harus dipelihara dan digunakan untuk kepentingan organisasi.




TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pelatihan dan Pengembangan SDM

2.1.1 Pelatihan
Pelatihan sebelah seleksi. Seorang pekerja dipilih / ditunjuk dalam Organisasi yang membutuhkan pelatihan yang tepat. Hal ini memungkinkan dia untuk melakukan pekerjaan dengan benar dan juga dengan efisiensi.Demikian pula, manajer kebutuhan pelatihan untuk promosi dan untuk perbaikan dirinya. Karyawan sekarang diberikan pelatihan segera setelah pengangkatan dan sesudahnya dari waktu ke waktu. Pelatihan ini digunakan sebagai alat / teknik untuk manajemen / pengembangan eksekutif. Hal ini digunakan untuk pengembangan sumber daya manusia yang bekerja di Organisasi suatu. Bahkan, pelatihan merupakan semboyan dari dunia bisnis saat ini yang dinamis.
Pelatihan berarti memberikan informasi, pengetahuan dan pendidikan dalam rangka mengembangkan keterampilan teknis, keterampilan sosial dan keterampilan administrasi antara karyawan. Menurut Edwin Flippo, pelatihan adalah "tindakan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan karyawan untuk melakukan pekerjaan tertentu."
Pelatihan diperlukan karena perubahan teknologi cepat terjadi di bidang industri. Hal ini juga penting bersama dengan pengenalan teknik baru, metode baru, dan sebagainya. Hal ini diperlukan untuk mengembangkan kepribadian keseluruhan karyawan dan juga untuk mengembangkan sikap positif terhadap sesama karyawan, pekerjaan dan Organisasi di mana dia bekerja.
Pelatihan karyawan adalah tanggung jawab manajemen / majikan.Pengeluaran pada pelatihan tersebut adalah investasi untuk pengembangan tenaga kerja dan memberikan dividen yang baik dalam jangka panjang.Karyawan harus mengambil manfaat dari fasilitas pelatihan disediakan untuk meningkatkan efisiensi dan juga untuk pengembangan diri. Pelatihan tidak perlu diperlakukan sebagai hukuman tetapi sebuah kesempatan untuk belajar, tumbuh dan berkembang pekerjaan pada tingkat yang lebih tinggi.
2.1.2 Pengembangan
Pengembangan merupakan hal penting yang harus dilakukan oleh sebuah organisasi dalam meningkatkan produktivitas pegawai. Oleh karena itu sebelum membahas lebih jauh mengenai pengertian pengembangan pegawai itu sendiri ada baiknya terlebih dahulu kita memahami apa yang dimaksud dengan pengembangan.
Menurut Sinamora (1995:287) mengemukakan pengertian pengembangan (development) adalah :“penyiapan individu-individu untuk memikul tanggung jawab yang berbeda atau yang lebih tinggi dalam organisasi”. Sedangkan Moekijat (1989 : 2) mengemukakan pengertian pengembangan sebagai berikut : Pengembangan berarti hal-hal yang berlainan bagi ahli dibidang ini, akan tetapi pada dasarnya pengembangan merupakan suatu metode untuk memudahkan perubahan dan pengembangan dalam orang-orang (misalnya dalam gaya, nilai, keterampilan), dalam teknologi (misalnya dalam kesederhanaan yang lebih besar, dalam kompleksitas), dan dalam peranan).
Menurut John soeprihanto (1988:85) yang dimaksud dengan pengembangan adalah suatu kegiatan untuk memperbaiki kemampuan karyawan dengan cara meningkatkan pengetahuan ekonomi pada umumnya, termasuk peningkatan penguasaan teori pengambilan keputusan dalam menghadapi persoalan-persoalan perusahaan. Dari rumusan pengertian tersebut, dapat dipahami bahwa pengembangan merupakan suatu bentuk upaya dan kewajiban setiap manajer, karenanya kebutuhan organisasi dan pegawai itu sendiri. Artinya melalui pegawai yang terampil dan berdisiplin, maka tugas-tugas organisasi akan dapat lebih efektif dan efisien. Apabila terdapat ketidakseimbangan antara kebutuhan tugas tertentu dengan tingkat kemampuan pegawai tertentu, maka bawahan yang bersangkutan harus ditingkatkan keterampilan dan disiplinnya.merupakan hak dari setiap pegawai. 
2.2  PT. KAI
            PT Kereta Api Indonesia (Persero) adalah Badan Usaha Milik Negara Indonesia yang menyelenggarakan jasa angkutan kereta api. Layanan PT KAI meliputi angkutan penumpang dan barang. Pada akhir Maret2007, DPR mengesahkan revisi Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1992, yaitu Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007, yang menegaskan bahwa investor swasta maupun pemerintah daerah diberi kesempatan untuk mengelola jasa angkutan kereta api di Indonesia. Dengan demikian, pemberlakuan undang-undang tersebut secara hukum mengakhiri monopoli PT KAI dalam mengoperasikan kereta api di Indonesia.[1]
Pada tanggal 12 Agustus 2008 PT KAI melakukan pemisahan Divisi Angkutan Perkotaan Jabotabek menjadi PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) untuk mengelola kereta api penglaju di daerah Jakarta dan sekitarnya.[2]. Selama tahun 2015, jumlah penumpang kereta api mencapai 325,94 juta. Pada tanggal 28 September 2011, bertepatan dengan peringatan ulang tahunnya yang ke-66, PT KAI meluncurkan logo baru. Dan pada 29 Oktober 2014 PT KAI dipimpin oleh Edi Sukmoro yang sebelumnya menjabat sebagai Direktur Pengelolaan Aset Nonproduksi Railways, menggantikan direktur utama sebelumnya, Ignasius Jonan. PT Kereta Api Indonesia memberikan layanan kereta api penumpang dan barang. Hampir semua jalur yang beroperasi memiliki layanan angkutan kereta api penumpang yang dijalankan secara teratur.
2.2.1 Visi Perusahaan
1.           Integritas : Kami insan PT Kereta Api Indonesia (Persero) bertindak konsisten sesuai dengan nilai-nilai kebijakan organisasi dan kode etik perusahaan. Memiliki pemahaman dan keinginan untuk menyesuaikan diri dengan kebijakan dan etika tersebut dan bertindak secara konsisten walaupun sulit untuk melakukanya.
2.           Profesional : Kami insan PT Kereta Api Indonesia (Persero), memiliki kemampuan dan penguasaan dalam bidang pengetahuan yang terkait dengan pekerjaan, mampu menguasai untuk menggunakan, mengembangkan, dan membagikan pengetahuan yang terkait dengan pekerjaan kepada orang lain.
3.           Keselamatan : Kami insan PT Kereta Api Indonesia (Persero) memiliki sifat tanpa kompromi dan konsisten dalam menjalankan atau menciptakan sistem atau proses kerja yang mempunyai potensi risiko yang rendah terhadap terjadinya kecelakaan dan menjaga aset perusahaan dari kemungkinan terjadinya kerugian.
4.           Inovasi : Kami insan PT Kereta Api Indonesia (Persero) selalu menumbuhkembangkan gagasan baru, melakukan tindakan perbaikan yang berkelanjutan, dan menciptakan lingkungan kondusif untuk berkreasi sehingga memberikan nilai tambah bagi pemangku kepentingan.
5.           Pelayanan Prima : Kami insan PT Kereta Api Indonesia (Persero) memberikan pelayanan terbaik sesuai dengan standar mutu yang memuaskan dan sesuai harapan atau melebihi harapan pelanggan dengan memenuhi 6 A unsur pokok: Ability (Kemampuan), Attitude (Sikap), Appearance (Penampilan), Attention (Perhatian), Action (Tindakan), dan Accountability (Tanggung jawab).

2.3  Pelatihan dan Pengembangan yang di lakukan PT. KAI
PT. KAI memiliki program pengembangan yang terstruktur dan berkelanjutan untuk meningkatkan kompetensi pekerja sejalan dengan sasaran strategis perseroan untuk mewujudkan pelayanan jasa angkutan perkeretaapian berorientasi pelanggan (customer oriented). Sasaran utama pengembangan SDM adalah mengubah pola pikir pekerja untuk mendukung transformasi Perseroan menjadi service company. Dengan memiliki kompetensi yang tinggi, produktivitas individu dapat meningkat dan memberi kontribusi optimal bagi peningkatan kinerja Perseroan. Strategi pengembangan SDM dimulai dari proses perekrutan pekerja sebagai tahapan penyaringan paling awal untuk memperoleh SDM yang berkualitas.
Perseroan secara proaktif mencari kandidat pekerja yang berbakat melalui bursa kesempatan kerja (job fair) di berbagai perguruan tinggi terkemuka.
Penyaringan kandidat dilakukan dengan persyaratan akademis, postur fisik dan kondisi kesehatan yang ketat. Selain merekrut fresh graduate melalui job fair, Perseroan juga merekrut profesional melalui program pro hire. Tujuannya adalah untuk akselerasi perbaikan budaya perusahaan yang berorientasi pada pelanggan (customer oriented). Sinergi antara pro hire, pekerja eksisting dan pekerja fresh graduate dapat mempercepat pergerakan perusahaan dalam membentuk budaya yang berorientasi pelanggan. denaga pro hire diperlukan untuk mengisi bidang di luar core kompetensi pekerja eksisting seperti tenaga marketing, auditor, IT, keuangan dan sebagainya. Untuk pengembangan pekerja, diberikan program pendidikan pelatihan (Diklat) yang disusun secara berjenjang dan berbasis kompetensi, yaitu mulai dari pengembangan kompetensi dasar hingga tahap pengembangan profesional yang disebut EDP (Executive Development Program) untuk tingkat General Manager, Vice President dan Executive Vice President. Program EDP yang berdurasi 6 bulan melibatkan lembaga pengembangan manajemen eksternal yang kredibel.
Pendidikan dan pelatihan sejak jenjang pertama juga merupakan perangkat untuk melakukan seleksi talent. Orang-orang terbaik akan masuk ke dalam talent pool untuk pengembangan kompetensi lebih lanjut. Program Diklat juga dibagi untuk fungsional dan manajerial sesuai pola karir dari pekerja. Dalam menjalani penugasan, para talent akan mengalami sistem 70-20-10 dimana 70% adalah mutasi. Setiap pekerja akan mengalami banyak mutasi ke berbagai posisi untuk meningkatkan kemampuan teknis dan manajerial individu. Sedangkan 20% adalah proses pengarahan dan mentoring dari atasan dan 10% adalah kesempatan mengikuti pendidikan dan pelatihan. Mutasi diterapkan juga mulai dari level pelaksana hingga Direksi untuk mengetahui tempat yang paling tepat dan kinerja terbaik bagi pekerja bersangkutan. Perseroan juga memiliki program pengembangan para pekerja yang sudah berusia antara 40-50 tahun yang umumnya lebih sulit dalam mengikuti pelatihan di ruang kelas. Untuk mereka, Perseroan mempunyai program “Seeing is Believing” dan “Hospitality”. Program Seeing is Believing adalah mengirim pekerja ke Tiongkok untuk melihat sistem perkeretaapian di Tiongkok. Pekerja yang dikirim adalah semua level jabatan termasuk para penjaga jalan lintasan (PJL). Dengan melihat sendiri, mereka menyerap banyak pengetahuan baru yang dapat diaplikasikan di tempat tugasnya. Sedangkan program Hospitality adalah mengirim pekerja ke Perancis untuk belajar dan membandingkan teknik dan pengorganisasian pelayanan penumpang yang diterapkan pengelola kereta api SNCF International Perancis.
Diagram berikut ini menggambarkan proses pengembangan SDM di KAI yang bertujuan mempertahankan pekerja berkinerja baik. Dengan program pengembangan kompetensi diharapkan pekerja mampu menghasilkan kinerja unggul.


















Selain itu perseroan telah menyusun roadmap pengembangan SDM 2013-2015 yang disusun  berdasarkan kebutuhan dan diproyeksikan untuk dapat menghadapi tantangan dan perubahan yang mungkin terjadi di masa mendatang.


Tahun 2013 adalah fase pemantapan asesmen dan sistem pengembangan SDM berbasiskan CBHRM (Competency-based Human Resources Management) dan SBHRM (Strength-based Human Resurces Management) yang tahapannya dibagi dalam dua semester :
 1. Di semester pertama adalah tahapan  mengevaluasi pengembangan SDM yang sudah
ada. Di semester ini Perseroan melakukan asesmen kompetensi untuk pemetaan kompetensi pada level jabatan manajerial sebagai dasar untuk menyusun program pengembangan eksekutif dan manajemen.
2. Di semester kedua adalah tahapan membangun sistem pengembangan SDM sesuai dengan kompetensi yang sudah dimiliki. Di semester ini Perseroan melanjutkan kegiatan asesmen seperti yang sudah dilakukan di semester pertama dan hasilnya menjadi landasan bagi pembangunan sistem pengembangan SDM Perseroan.

Tahun 2014 adalah fase implementasi CBHRM dan dan SBHRM ke dalam proses penilaian dan sistem pengembangan SDM. Fase ini juga dibagi dalam dua semester.
1. Di semester pertama adalah tahapan mengimplementasikan konsep pengembangan SDM kepada pekerja Perseroan tingkat manager hingga EVP. Realisasinya adalah melaksanakan program Executive & Management Development Program untuk tingkat Manager hingga EVP.
2. Di semester kedua adalah tahapan mengimplementasikan konsep pengembangan SDM kepada pekerja tingkat Supervisor hingga Junior Manager yang direalisasikan dalam program pengembangan manajemen tingkat Supervisor-Junior Manager.

Pada tahun 2015 adalah fase memasukkan unsur CBHRM dan SBHRM dalam proses penilaian dan sistem pengembangan SDM dimana tahapan dalam tiap semester sebagai berikut:
1. Di semester pertama adalah tahap mengembangkan konsep pengelolaan SDM yang sudah ada, menyusun strategi yang efektif untuk memaksimalkan sistem pengembangan SDM yang sudah berjalan, dan mengevaluasi penerapan sistem pengembangan SDM.
2. Di semester kedua dilakukan pelatihan untuk pelatih (training for trainer) untuk mendorong seluruh pekerja untuk memahami dan menjalankan program pengembangan SDM dan memfasilitasi pengembangan potensi pekerja, organisasi dan lingkungan dari pekerja tersebut.


2.3.1 Sistem Rekrutmen
PT. KAI melakukan proses perekrutan berdasarkan kebutuhan seiring dengan perkembangan usaha dan pertumbuhan organisasi. Perekrutan bersifat terbuka dan menjunjung tinggi profesionalisme. Perseroan membuka kesempatan yang setara bagi semua kandidat tanpa membedakan suku, agama, ras, antar golongan (SARA) maupun gender selama memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan. Pelaksanaan pengadaan pekerja di Perseroan berpedoman pada Keputusan Direksi KAI No. KEP.U/KP.101/III/15/KA-2014 tanggal 17 Maret 2014 tentang Pengadaan Pekerja KAI dan perubahan dan tambahannya yaitu SK Direksi  No. KEP.U/KP.101/XII/14/KA-2014 tanggal 31 Desember 2014. Pengadaan pekerja dalam rangka pengisian formasi pekerja yang lowong dilakukan melalui dua cara, yaitu:
a. Pengadaan pekerja sumber internal, dan
b. Pengadaan pekerja sumber eksternal.
Pengadaan pekerja sumber internal bersumber dari pekerja Perseroan dengan cara penyesuaian ijazah pendidikan formal tingkat SLTA, Diploma III dan Strata 1 yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan termasuk Nilai Ebtanas Murni (NEM) minimal 6,0 atau Indeks Prestasi Komulatif (IPK) minimal 2,95 dan lulusan perguruan tinggi berakreditasi “A”.

2.3.2 Pengembangan Kompetensi dan Pendidikan
Pendidikan dan pelatihan (diklat) pekerja mutlak diperlukan untuk mengisi kesenjangan kompetensi agar proses regenerasi dan suksesi organisasi dapat berjalan baik. Program diklat SDM disusun secara sistematis berdasarkan roadmap pengembangan SDM dan diatur melalui Surat Keputusan Direksi KAI No.  KEP.U/KP.110/XII/3/KA-2012 tentang Peningkatan dan Pengembangan Kompetensi Sumber Daya Manusia melalui Program Pendidikan dan Pelatihan di Lingkungan KAI. Perseroan memberikan kesempatan yang sama bagi seluruh pekerja yang memenuhi persyaratan untuk mengikuti program pendidikan dan pelatihan baik yang sifatnya mandatory pada tugas-tugas teknis perkeretaapian tertentu yang membutuhkan sertifikasi keahlian, maupun untuk peningkatan kompetensi hardskill dan softskill lainnya.



2.3.2.1 Program Pendidikan dan Pelatihan
Program pendidikan dan pelatihan (diklat) disusun secara berjenjang mulai dari pengembangan kompetensi dasar hingga tahap pengembangan profesional seperti dijelaskan berikut ini.











a.  Basic Development Program
adalah program untuk membentuk kompetensi dasar bagi pekerja baru.
b.  Managerial Development Program
adalah program untuk membentuk dan meningkatkan kompetensi pekerja dalam jabatan struktural untuk menjalankan fungsinya.
c.  Managerial Development Program Khusus
adalah program untuk membentuk dan meningkatkan kompetensi pekerja dalam menjalankan fungsinya sebagai kepada daerah dan/atau kepala stasiun.
d.  Professional Development Program
adalah program untuk membentuk dan meningkatkan pengetahuan, keahlian, keterampilan dan sikap pekerja sesuai dengan kompetensi teknis yang dipersyaratkan dalam kelompok pekerjaannya.



2.3.2.2 Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan (Diklat)
Pelaksanaan program pendidikan dan pelatihan (diklat) dapat diselenggarakan secara internal di unit-unit diklat milik Perseroan, lembaga pendidikan formal dan informal eksternal yang berkualitas, program tugas belajar perkeretaapian di luar negeri serta program benchmarking.
a.                   Diklat Internal
Perseroan memiliki 6 (enam) unit diklat yang dikelola sendiri yaitu:
•  Pusat  Pendidikan Pelatihan Ir. H. Djuanda (Pusdiklat Ir. H. Djuanda),
•  Balai Pelatihan Manajerial (BPM),
•  Balai Pelatihan Sinyal Telekomunikasi dan Listrik (BPSTL),
•  Balai  Pelatihan Operasi dan Pemasaran Agus Suroto (BPOPSAR Agus Suroto),
•  Balai  Pelatihan Teknik Perkeretaapian Sofyan Hadi (BPTP Sofyan Hadi),
•  Balai  Pelatihan Teknik Traksi Darman Prasetyo (BPTT Darman Prasetyo).
Metode pelatihan yang diterapkan di unit diklat Perseroan tidak hanya berupa pelatihan tatap muka konvensional tetapi juga telah menerapkan sistem e-learning. Pengembangan  e-learning di Perseroan adalah sebuah  learning management system (LMS) atau  virtual management system (VMS) berbasis web yang memungkinkan penyelenggaraan metode pembelajaran jarak jauh sehingga diharapkan mampu memenuhi kebutuhan diklat pekerja di seluruh Indonesia.
Pada tahun 2014, KAI telah menyelenggarakan 377 kegiatan diklat internal dengan total peserta sebanyak 9.351 pekerja dan total jam pelajaran dan praktek 26.727 jam atau rata-rata 1,05 jam pelatihan per-orang per-tahun.
Total biaya program diklat internal yang dikeluarkan pada tahun 2014 sebesar Rp17,9 miliar. Sedangkan biaya pelatihan pada tahun 2013 sebesar Rp20,3 miliar.
Rincian jumlah pelatihan, peserta dan biaya kegiatan diklat di tahun 2014 adalah sebagai berikut:




Unit/Balai Pelatihan
Jumlah Pelatihan Number of Training
Jumlah Jam Pelatihan (jam)
Number of Training-Hours
Jumlah Peserta
Number of Participant
Biaya Pelatihan
Training Cost (Rp juta Rp million)
BP Manajerial (BPM)
46
3.389
1.182
1.562,17
BP Sinyal Telekomunikas
dan Listrik (BPSTL)
55
2.311
1.052
1.195,88
BP Operasi dan
Pemasaran (BPOPSAR)
42
4.903
1.118
2.224,26
BP Teknik Perkeretaapian
(BPTP)
92
7.900
2.021
3.637,19
BP Teknik Traksi (BPTT)
56
7.298
1.440
2.731,79
Pusdiklat Ir. H. Djuanda
86
926
2.538
6.537,13
Jumlah
377
26.727
9.351
17.888,43

b.      Pelatihan Luar Negeri
Perseroan memberikan kesempatan bagi pekerja untuk belajar ke luar negeri untuk melihat, membandingkan serta menambah wawasan dan kemampuannya mengenai pengelolaan perkeretaapian. Untuk keperluan tersebut, Perseroanmenjalin kerja sama dengan perusahaan pengelola perkeretaapian di luar negeri seperti:

East Japan Railway Company (JR East)
Perseroan menjalin kerja sama pelatihan teknik dan manajemen perkeretaapian dengan East Japan Railway Company (JR East). Melalui program fellowship,  short course dan program lainnya, pekerja Perseroan berkesempatan mengembangkan kemampuan dan pengetahuan teknik di JR East, khususnya mengenai  Transport Planning and Traffic Control, Rolling Stock Maintenance, Track Maintenance dan Signaling and Telecommunications.

Pada tahun 2014, dua pekerja Perseroan mengikuti program JR East Fellowship selama sekitar 3 bulan.Terhitung sejak kerja sama dengan JR East disepakatipada tahun 2001, Perseroan telah mengirim 55 pekerja untuk mengikuti program JR  East dengan rekapitulasi sebagai berikut:
SNCF International
Perseroan menjalin kerja sama dengan SNCF International-Perancis, untuk memberi kesempatan bagi pekerja Perseroan mempelajari aspek hospitality, yaitu mengenai teknik dan pengorganisasian   pelayanan penumpang yang diterapkan SNCF International di Perancis.Diharapkan, para pekerja yang mengikuti pelatihan dapat bertambah wawasannya mengenai teknik pelayanan perkeretaapian kelas dunia dan dapat menerapkan-nya untuk meningkatkan pelayanan perkeretaapian di Indonesia. Pada tahun 2014, Perseroan telah mengirimkan 100 pekerja. Terhitung sejak awal kerja sama dimulai pada Maret 2011, sebanyak 306 pekerja telah mendapatkan kesempatan mengikuti program pelatihan hospitality SNCF Perancis.
c. Benchmarking
Filosofi dari program Benchmarking adalah “seeing isbelieving”. Dengan mengirim pekerja Perseroan untukmelihat dan merasakan langsung proses pelayanan yang dilakukan oleh pengelola perkeretaapian di Tiongkok, manajemen meyakini akan tumbuh dengan
sendirinya perilaku pelayanan yang berbeda karena mereka telah memiliki persepsi standar pelayanan dbenaknya dengan tolok ukur apa yang telah dilihat dan dirasakannya secara langsung saat mengikuti program ini. Program  Benchmarking secara nyatatelah berdampak meningkatkan inovasi pelayanan dan kepedulian pekerja. Pada tahun 2014 KAI mengirimkan 980 pekerja. Terhitung sejak awal. program ini dimulai pada September 2011, sebanyak 2.008 pekerja telah mendapatkan kesempatan mengikuti program benchmarking ke Tiongkok.

C. Jenis Pelatihan yang Diselenggarakan
Tahun 2014 Rincian jenis pelatihan yang dilaksanakan di pusat pendidikan dan pelatihan Perseroan pada tahun 2014 adalah sebagai berikut:
a.       Balai Pelatihan Manajerial BP Managerial
b.      Balai Pelatihan Sinyal Telekomunikasi dan Listrik
c.       BP Operasi dan Pemasaran Agus Suroto
d.      Pusdiklat Ir. H. Djuanda

Sistem Penilaian Kinerja SDM
Perseroan melaksanakan penilaian kinerja setiap tahun sebagai evaluasi atas kinerja individu pekerja.Penilaian kinerja bagi Perseroan maupun pekerja bertujuan dan bermanfaat untuk:
1.      Feedback, sebagai alat yang obyektif untuk memberikan umpan balik bagi atasan dan bawahan.
2.      Performance Improvement, sebagai alat untuk membantu atasan dan bawahan mengambil tindakan yang tepat untuk meningkatkan kinerja pekerja.
3.      Compensation Adjustment, membantu para atasan dalam menetapkan kompensasi terhadap kinerja pekerja secara lebih adil dan meningkatkan motivasi pekerja agar berprestasi lebih baik.
4.      Training & Development, mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan bagi pekerja agar kinerja dan kompetensi mereka dapat ditingkatkan.
5.      Talent Management, mengidentifikasi pekerja yang memiliki kinerja dan kompetensi yang sangat baik untuk dikelola pengembangan karir berikutnya.
Pengukuran kinerja dilaksanakan berdasarkan prinsip obyektivitas dan keadilan. Sistem penilaian yang dibangun harus mampu menjadi pembeda antara pekerja berkinerja tinggi dengan pekerja berkinerja rendah.
Penilaian kinerja mengukur pencapaian pekerja terhadap target individu yang merupakan turunan dari sasaran/target Perseroan. Target individu pekerja ditetapkan dan disepakati bersama atasan di awal tahun, sebagai turunan dari target/sasaran atasannya dan sejalan dengan Key Performance Indicator (KPI) Direksi dan RKAP Perseroan. Alur proses penetapan KPI individu digambarkan pada diagram di bawah ini.
Penilaian kinerja di KAI menggunakan aplikasi dari sistem informasi SDM yang disebut Sistem Manajemen Kinerja (SIMAK). SIMAK merupakan sistem terintegrasi untuk mendapatkan hasil yang lebih baik bagi organisasi, tim maupun individual dengan memahami dan mengelola kinerja dalam kerangka tujuan, standar dan kompetensi yang terencana dan telah disepakati bersama.
SIMAK mengukur dua hal, yaitu: (1) pencapaian target yang menjadi tanggung jawab pekerja, pemangku jabatan dan unit kerja dalam mencapai target yg disepakati dengan KPI, dan (2) kompetensi pekerja, pemangku jabatan dan unit kerja sesuai dengan tanggung jawabnya.
Untuk mengurangi subyektivitas, penilaian kompetensi dilakukan dengan menggunakan metode multi rater, dimana setiap pekerja akan dinilai oleh atasan langsung dan rekan sekerja.
Kesempatan yang Setara dalam Pengembangan Karir
Pekerja KAI memiliki kesempatan yang sama untuk mencapai karir setinggi-tingginya sepanjang tersedia formasi dan memenuhi persyaratan jabatan yang ditentukan tanpa membedakan suku, agama, ras, dan golongan.Perseroan telah memiliki pola karir yang jelas dan sistematis, yang memetakan rangkaian posisi/jabatan yang harus dilalui untuk mencapai tingkatan tertentu dalam organisasi. Jalur karir disusun berdasarkan profil kompetensi posisi (position competency profile) yang perlu dimiliki seseorang untuk menduduki suatu posisi tertentu. Terdapat dua jalur karir utama, yaitu jalur karir struktural (manajerial) dan jalur karir profesional (fungsional).
Jalur karir struktural dan fungsional dibuat untuk mengakomodasi minat dan kemampuan pekerja yang berbeda-beda. Jalur karir struktural/manajerial disusun untuk pekerja yang lebih memiliki kemampuan dan minat untuk mengelola sebuah tim dan unit kerja. Sedangkan jalur profesional/fungsional disusun untuk pekerja yang lebih memiliki kemampuan dan minat untuk mengembangkan kompetensi fungsional pada satu job family saja dan tidak terlalu berminat dalam mengelola tim/unit kerja.
Jabatan fungsional adalah jabatan teknis yang tidak tercantum dalam struktur organisasi namun sangat diperlukan dalam tugas-tugas pokok dalam organisasi. Pada jabatan fungsional, seorang pekerja melaksanakan tugasnya didasarkan kepada keahlian dan/atau keterampilan tertentu yang bersifat mandiri. Kenaikan jabatan fungsional ditentukan oleh pencapaian angka kredit tertentu yang sudah ditentukan.
Turnover Pekerja
Perseroan berusaha membuat kondisi lingkungan kerja yang kondusif dengan membangun lingkungan fisik dan psikis yang baik, menyediakan fasilitas kerja dan fasilitas penunjang yang memadai serta remunerasi yang layak untuk mendukung kinerja pekerja. Salah satu indikator kepuasan dan kenyamanan bekerja pekerja adalah tingkat perputaran (turnover) pekerja.
Kesejahteraan Pekerja
Program kesejahteraan bagi pekerja menjadi perhatian utama dan terus ditingkatkan seiring dengan pertumbuhan yang dicapai oleh Perseroan. Perseroan memberikan paket remunerasi yang kompetitif sesuai peraturan yang berlaku dan harga pasar, yang terdiri dari gaji pokok dan tunjangan, bonus serta fasilitas lain. Fasilitas pelayanan kesehatan diberikan kepada pekerja termasuk yang telah pensiun melalui klinik kesehatan Perseroan yang tersedia di seluruh daerah operasi. Perseroan juga telah bekerja sama dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial-Kesehatan (BPJS) yang mengakui klinik kesehatan Perseroan sebagai fasilitas kesehatan primer bagi peserta BPJS.
Penghargaan
Secara berkala Perseroan memberikan apresiasi atas pencapaian kinerja pekerja yang memenuhi atau melebihi target yang telah ditetapkan. Selain sebagai ungkapan terima kasih, pemberian penghargaan yang pantas juga bertujuan untuk memotivasi pekerja lainnya agar mampu mencapai prestasi yang sama dalam melaksanakan tugasnya.
Pemberian Penghargaan Bagi Pekerja KAI, adalah sebagai berikut:
1.      Penghargaan Keteladanan
2.      Penghargaan  Prestasi
3.      Penghargaan Masa Kerja
4.      Penghargaan Masa Bhakti

5.      Penghargaan Jasa.

1 komentar :