Brownies Coklat sebagai salah satu contoh produk olahan Serbuk Kakao
I.
PEMBAHASAN
1.1 Latar Belakang
Cokelat adalah
sebutan untuk hasil olahan makanan atau
minuman dari biji kakao (Theobroma cacao). Cokelat pertama
kali dikonsumsi oleh penduduk Mesoamerika kuno sebagai minuman. Cokelat
umumnya diberikan sebagai
hadiah atau bingkisan di hari raya. Dengan bentuk,
corak, dan rasa yang
unik, cokelat sering digunakan sebagai ungkapan terima kasih, simpati,
atau perhatian bahkan
sebagai pernyataan cinta. Cokelat
juga telah menjadi
salah satu rasa yang
paling populer di dunia,
selain sebagai cokelat batangan yang paling umum
dikonsumsi, cokelat juga menjadi bahan
minuman hangat dan dingin.
Karena coklat merupakan makanan yang
banyak diminati oleh hampir seluruh kalangan, dapat dipastikan bahwa peminat
dari produk olahan ini tidak akan sepi. Dan juga tidak mengherankan bahwa pada
era ini banyak pengusaha yang melirik produk ini. Karena selain menawarkan
kenikmatan, coklatpun juga memberikan kesehatan bagi konsumenya. Seperti untuk:
menurunkan tekanan darah dan kolestrol, anti depresan, meningkatkan sirkulasi
darah, menghambat penuaan, menghindari kelelahan kronis, meningkatkan kesehatan
mata, serta mengurangi resiko kanker.
Dengan rasa dan khasiatnya yang cukup
baik bagi kesehatan, sudah pasti bahan makanan yang berasal dari bahan dasar
coklat ini banyak diminati orang yang membuat prospek yang cukup bagus jika
berinvestasi pada usaha pengolahan coklat ini. Karena coklat pun juga dapat
diolah kembali menjadi berbagai varian serta model yang beraneka.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Kakao
Kakao (Theobroma cacao L.) adalah pohon budidaya di perkebunan yang berasal dari Amerika Selatan, namun
sekarang ditanam di berbagai kawasan tropika. Dari biji tumbuhan ini dihasilkan produk olahan yang dikenal sebagai cokelat. Tanaman ini merupakan tumbuhan tahunan (perennial) berbentuk pohon, di alam dapat mencapai ketinggian 10m. Meskipun demikian, dalam pembudidayaan tingginya dibuat tidak lebih dari 5m tetapi dengan tajuk menyamping yang meluas. Hal ini dilakukan untuk memperbanyak cabang produktif.
Bunga kakao, sebagaimana anggota Sterculiaceae lainnya, tumbuh langsung dari batang (cauliflorous). Bunga sempurna berukuran kecil (diameter maksimum 3 cm), tunggal, namun nampak terangkai karena
sering sejumlah bunga muncul dari satu titik tunas. Penyerbukannya dilakukan oleh serangga (terutama lalat kecil
(midge) Forcipomyia, semut
bersayap, afid, dan beberapa lebah Trigona) yang biasanya terjadi pada malam hari1. Bunga siap diserbuki dalam jangka waktu beberapa hari. Kakao secara umum adalah tumbuhan menyerbuk silang dan memiliki sistem inkompatibilitas-sendiri (lihat penyerbukan). Walaupun demikian, beberapa varietas kakao mampu melakukan penyerbukan
sendiri dan menghasilkan jenis komoditi dengan nilai jual yang lebih tinggi.
Buah tumbuh dari bunga yang diserbuki. Ukuran buah jauh lebih besar dari bunganya, dan berbentuk bulat hingga memanjang. Buah terdiri dari 5 daun buah dan memiliki ruang dan di dalamnya terdapat biji. Warna buah berubah-ubah. Sewaktu muda berwarna hijau hingga
ungu. Apabila masak kulit luar buah biasanya berwarna kuning.
Biji terangkai pada plasenta yang tumbuh dari pangkal buah, dibagian dalam. Biji dilindungi oleh salut biji (aril) lunak berwarna putih.
Dalam istilah pertanian disebut pulp. Endospermia biji mengandung lemak dengan
kadar yang cukup tinggi. Dalam pengolahan
pascapanen, pulp difermentasi selama tiga hari lalu biji dikeringkan di bawah sinar matahari.
Sebagian besar daerah produsen kakao di Indonesia menghasilkan kakao curah. Kakao curah berasal dari
kultivar-kultivar yang self-incompatible. Kualitas kakao curah biasanya rendah, meskipun produksinya lebih tinggi. Bukan rasa yang diutamakan tetapi biasanya kandungan lemaknya. Biji Kakao adalah bahan utama pembuatan bubuk kakao (coklat), bubuk kakao adalah bahan dalam pembuatan kue, es krim, makanan ringan, susu, dan lain-
lain. Dalam bahasa keseharian masyarakat kita menyebutnya coklat. Karakter rasa coklat adalah gurih, dengan aroma yang khas sehingga disukai banyak orang khususnya anak-anak
dan remaja
(S.E. McGregor, Insect Pollination Of Cultivated Crop Plants. USDA. Virtual Book.)
2.2 Coklat
Cokelat adalah sebutan
untuk hasil olahan
makanan atau minuman dari biji kakao (Theobroma cacao). Cokelat umumnya diberikan
sebagai hadiah atau bingkisan di hari raya. Dengan bentuk,
corak, dan rasa yang
unik, cokelat sering digunakan sebagai ungkapan terima kasih, simpati,
atau perhatian bahkan
sebagai pernyataan cinta.
Konsumsi cokelat dunia masih didominasi
oleh Negara-negara besar seperti AS, Rusia, Jerman Barat, Inggris dan Prancis.
Dari kelima negara tersebut, pertumbuhan konsumsi di Rusia,AS dan Prancis masih
cukup tinggi dibandingkan dengan dua negara lainnya. Sementara itu, konsumsi
biji kakao didalam negeri terutama diserap oleh industri kakao olahan untuk
dijadikan kakao bubuk, kakao mentega dan kakao dalam bentuk makanan. Bahan baku
yang digunakan oleh industri kakao olahan pada umumnya sebagian merupakan biji
kakao yang bermutu rendah yangdiperoleh khususnya dari perkebunan besar swasta
dan perkebunan rakyat.
(http://faradhel-punyasiapa.blogspot.co.id/2011/12/analisa-usaha-kakao.html/)
Usaha Brownies Coklat
Brownies
Coklat adalah sebuah penganan yang dipanggang yang berbentuk
persegi, datar atau bar dikembangkan di Amerika Serikat pada akhir abad
ke-19 dan dipopulerkan di Amerika Serikat dan Kanada pada paruh pertama
abad ke-20.
Brownies pertama kali muncul di hadapan publik pada tahun 1893. Saat itu digelar sebuah acara berupa pameran yang bertajuk Columbian
Exposition yang diselenggarakan salah satu kota besar di Amerika, Chicago, Illinois. Pada saat itu
seorang koki dari Hotel Palmer
House membuat suatu inovasi kue setelah sang pemilik hotelBertha
Palmer memintanya untuk menghidangkan makanan penutup untuknya dan
para perempuan yang hadir pada pameran tersebut. Sang koki
diminta untuk membuat kueyang lain daripada yg lain dipotong kecil-kecil agar mudah
dimakan.
Resep
awal brownies adalah berupa tepung, mentega, gula, telur, coklat yang telah
dilelehkan, serta kacang almond. Hal ini menjadi satu hal yang pasti bahwa
resep dasar brownies tidak pernah berubah sejak ratusan tahun lalu. Pada saat
ini brownies telah mengalami banyak modifikasi dengan beragam aneka rasa
tambahan seperti brownies keju, brownies pisang, blueberry, strawberry,
kacang-kacangan, kopi, dan masih banyak lagi variasi brownies lainnya. Begitu
pula dengan cara proses pembuatannya yang tidak hanya dipanggang, namun dapat
pula dengan proses pengukusan yang dikenal dengan nama brownies kukus.
Pada tahun 1904 resep brownies pertama kali muncul
dalam buku memasak Home Cookery yang disebut Service Club Cook Book,
dan pada tahun 1905 pada buku resep The
Boston Globe serta pada tahun 1906 dalam buku resep The Boston
Cooking School Cook Book yang
ditulis oleh Fannie Merritt Farmer.
Resep Fannie Merritt Farmer ini menghasilkan panganan yang relatif
ringan dan seperti kue. Namun resep
tersebut adalah resep untuk molasse, sebuah kue yang
dipanggang dan jauh dari apa yang kita kenal sebagai brownies sekarang ini.
Beberapa berpendapat kue ini mungkin berasal dari adonan kue coklat yang tidak
diberi baking powder secara tidak sengaja sehingga kue coklat menjadi bantat.
Resep yang kedua muncul pada tahun 1907 dalam buku panduan memasak Lowney's Cook Book,
yang ditulis oleh Maria Willett Howard dan diterbitkan oleh Walter M. Lowney
Company di Boston, Massachusetts.
Resep ini menambahkan lebih banyak telur dan cokelat batangan pada resep awal
Fannie Merritt Farmer di atas, dan menghasilkan brownies yang kaya rasa dan
manis. Resep ini dinamakan Bangor Brownies, hal ini mungkin karena resep
tersebut diciptakan oleh seorang wanita di Bangor, Maine. Bangor Brownies ini
kemudian menjadi salah satu snack dan cemilan yang sangat digemari pada
beberapa tahun kemudian dan begitu populer di Amerika Utara hingga akhirnya
menyebar pula ke daratan Eropa.
Cara Membuat
Brownies,
sampai detik ini begitu banyak sekali aneka variasi dari brownies dengan
berbagai macam tampilan dan berbagai macam citarasa yang banyak ragamnya dan
tentu saja menggoda. Akan tetapi dari kesemuanya itu tetap saja aroma bahan
dasar brownies baik brownies kukus maupun brownis panggang adalah aroma dari
coklat yang begitu khas, harum dan menggoda selera
·
Membuat
Brownies pada umumnya terdiri dari 3 langkah dasar; mentega dan cokelat
dicairkan, telur dan gula dikocok bersama dan terakhir masukkan sedikit terigu.
Triknya, jangan terlalu lama mengocok karena Brownies akan menjadi basah, padat
dan kenyal. Terlalu lama dikocok akan menyebabkan brownies keras atau berbentuk
lapisan kering tipis pada permukaan kue (meskipun lapisan kering tipis ini
menjadi salah satu ciri khas produsen Brownies di Bandung). Kocoklah
bahan-bahan basah dan kering hingga tercampur saja, jangan terlalu lama
mengocok setelah terlur dimasukkan.
·
Kebanyakan
resep brownies dimulai dengan mencairkan mentega dan cooking chocolate (cokelat
batang/cokelat masak). Cara paling aman untuk proses ini ialah menggunakan 2
panci dengan ukuran berbeda. Panic besar diisi air mendidih, lalu letakkan
panic kecil di atasnya dan isi dengan kedua bahan tersebut, aduk-aduk hingga
cokelatnya mencair.
·
Untuk
meningkatkan tekstur brownies, adonan mentah di loyang dapat disimpan dulu
dalam lemari pendingin selama beberapa jam atau semalaman sebelum dipanggang.
·
Gunakan
loyang dari stainless steel agar panasnya merata. Hindari pinggan dari gelas
maupun loyang berwarna gelap dan anti lengket, karena kue bisa menjadi basah
dan volumenya berkurang.
·
Brownies
dapat dipanggang dalam cetakan muffin kecil, agar tidak repot memotongnya.
Alasi loyang dengan alumunium foil biar bersih.
·
Bila
brownies menggunakan kacang, gunakan yang telah dipanggang untuk meningkatkan
aroma kacang.
·
Berapa
lama memanggang brownies? Pengalaman adalah guru terbaik, tapi ada beberapa
petunjuk umum yang dapat diikuti. Untuk brownies jenis fudge, keluarkan kue
segera setelah pinggiran kue sedikit menyusut dari loyang. Bagian tengah kue
masih sedikit liat dan lengket, tetapi segera mengeras setelah kue dingin.
Untuk brownies jenis cake, tusukkan lidi ditengah kue, bila remah-remah kue
melekat pad alidi berarti sudah matang.
·
Biarkan
brownies dingin diloyang sebelum dilepaskan dari loyang dan dipotong-potong.
·
Brownies
dapat tahan disimpan dalam wadah tertutup rapat. Bila hendak dinikmati, jangan
dinginkan di kulkas karena akan kering, kecuali bila hendak disimpan lama,
karena brownies tahan 4-6 bulan dalam freezer.
Analisis Peluang Usaha
Proposal Usaha Kue Brownies Coklat dalam
analisis SWOT yang meliputi kelebihan (kekuatan dan peluang) dan kekurangan (kelemahan dan ancaman) dengan berbagai indicator sebagi berikut :
Strength (Kekuatan) dengan indicator:
1. Harga makanan ini sangat terjangkau Rp. 1.500
2.
Kualitas produk terjamin
3. Proses pembuatannya mudah
dan sederhana
Weakness (kelemahan) dengan indicator:
1. Harga bahan baku yang relatif tidak menentu
Opportunity (Peluang)
dengan indicator:
1. Daya beli masyarakat terhadap makanan relative tinggi
2. Banyak orang yang menyukai
kue kue manis sebagai hidangan tamu
Threat (Ancaman) dengan indicator:
1. Persaingan usaha yang ketat
2. Adanya
produk yang sejenis
3.
Selera konsumen yang selalu
berubah – ubah mempunyai pengaruh yang besar terhadap pembelian produk.
Marketing Mix
Product : produk kue brownies coklat berjumlah 40
buah berbahan dengan penampilan kemasan yang menarik.
Price : harga Kue Brownies sangat terjangkau bagi semua kalangan
Place : dalam tempat pendistribusian saya menitipkan Kue Brownies Coklat melalu toko toko yang ramai pengunjung, kantin sekolah sekolah
Promotion : saya mempromosikan kue brownies lewat face to face, brosur berwarna untuk menarik pembeli
Perhitungan Modal dan Harga Jual
Bahan baku
yang dibutuhkan dalam
pembuatan kue brownies coklat tabur keju dan biaya
yang dibutuhkan sebagai berikut:
Perhitungan Modal
Tepung
Pondan 1 17.000
Coklat 1 batang
|
6.000
|
|
Telur 5
|
5.000
|
|
Blue Band
|
3.000
|
|
Butter
|
2.000
|
|
Keju
|
6.000
|
|
Gas
|
3.000
|
|
Tenaga
|
3.000
|
|
Cup
|
3.000
|
+
|
Harga Pokok
|
48.000
|
|
Keuntungan 15%
|
32.000
|
+
|
Harga Jual
|
80.000
|
Perhitungan Harga Jual
|
Dari perhitungan modal tersebut dapat dihasilkan kue brownies sebanyak 40 buah
sehingga harga jual perbuah
Rp 80.000,- : 40 unit = Rp 2.000,-
Perhitungan Rugi dan Laba
Hasil Penjualan Rp2.000 x 40
potong = Rp 80.000
Harga Pokok Rp 48.000 -
Laba Rp
32.000,-
Target Pasar
Pada
tahapan awal pemasaran produk difokuskan pada pasar domestik, lingkungan
sekitar dan masih dalam lingkup desa. Namun untuk prospek ke depannya dengan adanya
meningkatan mutu dan manajemen yang baik bukan tidak mungkin untuk
didistribusikan ke luar desa. Untuk tahapan awal metode pemasaran yang
dilakukan adalah direct selling (penjualan langsung) untuk promosi produk serta
brand nya, kemudian selanjutnya dilakukan promosi lewat selebaran serta social
media (internet) agar jangkauannya lebih luas. Selain penjualan langsung dan
promosi permen cokelat ini dititipkan di beberapa warung dan toko makanan
kecil.
Proyeksi Pengembangan Usaha
Usaha ini merupakan usaha kecil atau
home industri. Namun demikian dalam proses pengolahan maupun sistem managemen
usaha sudah menganut prinsip pengolahan dan pengendalian mutu yang baik, serta
mentitik beratkan pada kepuasan pelanggan. Oleh karena itu untuk prospek
kedepannya akan dikembangkan berbagai varian rasa baru dari Brownies ini. Namun
rencana tersebut masih dalam tahap pengembangan. Untuk aspek menagemen sendiri
usaha ini akan dikembangkan kedalam industri menengah, ada beberapa aspek yang
perlu diperbaiki seperti aspek SDM (human resource), Alat dan Mesin, Metode
Produksi serta peningkatan Sumber Modal untuk mendanai proses produksi yang
direncanakan.