Laporan Manajemen Agroindustri Perkebunan Kelapa Sawit
Nama : Dika Maulana Santoso
NIM : D41140942
Gol : C
Program Studi Manajemen Agroindustri
Jurusan Manajemen Agribisnis
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
Tahun 2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kelapa sawit
merupakan tumbuhan pohon. Bunga dan buahnya berupa tandan dan bercabang banyak.
Memilki buah kecil dan apabila matang, akan berwarna merah kehitaman. Untuk
daging buahnya padat serta mengandung minyak. Minyak kelapa sawit ini digunakan
sebagai minyak goreng. Kelapa sawit sendiri dipanen harus berumur 4 tahun,
dalam pemanenan yang perlu diperhatikan adalah kematangan buah. Dalam
perkebunan kelapa sawit ada beberapa kriteria buah yang layak untuk dipanen dan
kemudian diolah menjadi minyak goreng.
Pengolahan
Kelapa sawit merupakan suatu proses pengolahan yang menghasilkan minyak kelapa
sawit. Hasil utama yang dapat diperoleh ialah minyak sawit, inti sawit, sabut,
cangkang dan tandan kosong. Pabrik kelapa sawit (PKS) dalam konteks industri
kelapa sawit di Indonesia dipahami sebagai unit ekstraksi crude palm oil (CPO)
dan inti sawit dari tandan buah segar (TBS) kelapa sawit. PKS tersusun atas
unit-unit proses yang memanfaatkan kombinasi perlakuan mekanis, fisik, dan
kimia.
Parameter
penting produksi seperti efisiensi ekstraksi, rendemen, kualitas produk sangat
penting perananya dalam menjamin daya saing industri perkebunan kelapa sawit di
banding minyak nabati lainnya. Perlu diketahui bahwa kualitas hasil minyak CPO
yang diperoleh sangat dipengaruhi oleh kondisi buah (TBS) yang diolah dalam
pabrik. Sedangkan proses pengolahan dalam pabrik hanya berfungsi menekan
kehilangan dalam pengolahannya, sehingga kualitas CPO yang dihasilkan tidak
semata-mata tergantung dari TBS yang masuk ke dalam pabrik.
Pada
prinsipnya proses pengolahan kelapa sawit adalah proses ekstraksi CPO secara
mekanis dari tandan buah segar kelapa sawit (TBS) yang diikuti dengan proses
pemurnian. Secara keseluruhan proses tersebut terdiri dari beberapa tahap
proses yang berjalan secara sinambung dan terkait satu sama lain kegagalan pada
satu tahap proses akan berpengaruh langsung pada proses berikutnya. Oleh karena
itu setiap tahap proses harus dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan norma-norma
yang ada.
B. RUMUSAN MASALAH
1.
Apa itu kelapa sawit ?
2. Bagaimana standar mutu dari minyak kelapa sawit ?
3. Bagaimana identifikasi produk minyak goreng dengan berbahan
baku kelapa sawit ?
4. Bagaimana identifikasi produk margarin dengan berbahan baku
kelapa sawit ?
5. Bagaimana pendapat anda tentang adanya kebijakan moratorium lahan
kelapa sawit terhadap pendapatan petani serta apa dampak positif dan negatif
terhadap kebijakan tersebut ?
C. TUJUAN
1.
Untuk mengetahui tentang kelapa sawit
2.
Untuk mengetahui standar
mutu dari minyak kelapa sawit
3.
Untuk mengetahui
identifikasi produk dengan berbahan baku kelapa sawit menjadi minyak goreng
4.
Untuk mengetahui
identifikasi produk dengan berbahan baku kelapa sawit menjadi margarine
5.
Untuk mengetahui apa
pengaruh yang akan didapat petani terhadap pemberlakuan kebijakan moraturium
lahan sawit
BAB
II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
2.1
Kelapa Sawit
Kelapa sawit (Elaeis) adalah tumbuhan industri
penting penghasil minyak masak, minyak industri, maupun bahan bakar
(biodiesel). Perkebunannya menghasilkan keuntungan besar, sehingga banyak hutan
dan perkebunan lama di konversi menjadi perkebunan kelapa sawit.Indonesia
adalah penghasil minyak kelapa sawit kedua dunia setelah malaysia. Di Indonesia
penyebarannya di daerah Aceh, Pantai Timur Sumatra, Jawa, sulawesi, dan
Kalimantan.
Minyak sawit dapat digunakan untuk begitu beragam
peruntukannya karena keunggulan sifat yang dimilikinya, yaitu tahan oksidasi
dengan tekanan tinggi, mampu melarutkan bahan kimia yang tidak larut oleh bahan
pelarut lainnya, mempunyai daya lapis yang tinggi dan tidak menimbulkan iritasi
pada tubuh dalam bidang kosmetik. Bagian yang paling populer untuk diolah dari
kelapa sawit adalah buah. Bagian daging buah menghasilkan minyak kelapa
sawitmentah yang diolah menjadi bahan baku minyak goreng dan berbagai jenis
turunannya. Kelebihan minyak nabati dari sawit adalah harga yang murah, rendah
kolesterol, dan memiliki kandungan karoten tinggi. Minyak sawit juga diolah
menjadi bahan baku margarin.
2.2
Standar Mutu dari Minyak Kelapa Sawit
Mutu minyak kelapa
sawit dapat dibedakan menjadi dua arti, pertama, benar‐benar murni dan tidak bercampur dengan minyak nabati lain.
Mutu minyak kelapa sawit tersebut dapat ditentukan dengan menilai sifat‐sifat fisiknya, yaitu dengan mengukur titik lebur angka penyabunan
dan bilangan yodium. Kedua, pengertian mutu sawit berdasarkan ukuran. Dalam hal
ini syarat mutu diukur berdasarkan spesifikasi standar mutu internasional yang
meliputi kadar ALB, air, kotoran, logam besi, logam tembaga, peroksida, dan
ukuran pemucatan. Kebutuhan mutu minyak kelapa sawit yang digunakan sebagai
bahan baku industri pangan dan non pangan masing‐masing
berbeda. Oleh karena itu keaslian, kemurnian, kesegaran, maupun aspek
higienisnya harus lebih Diperhatikan. Rendahnya mutu minyak kelapa sawit sangat
ditentukan oleh banyak faktor. Faktor‐faktor tersebut dapat
langsung dari sifat induk pohonnya, penanganan pascapanen, atau kesalahan
selama pemrosesan dan pengangkutan.
2.3
Identifikasi
Produk Minyak Goreng
No.
|
Identifikasi
|
Produk 1
|
Produk 2
|
1.
|
Nama produk
|
Filma
|
Tropical
|
2.
|
Jenis produk
|
Minyak goreng
|
Minyak goreng
|
3.
|
Komposisi
|
Minyak kelapa sawit,
antioksi & vitamin E
|
|
4.
|
Nilai gizi
|
Mengandung asam lemak jenuh dan tak jenuh, Protein,
Karbohidrat, Natrium, Omega 6, Omega 9, Vitamin D & E
|
asam lemak tak jenuh
(omega9) yang dapat membantu menurunkan kolesterol darah, serta juga
dilengkapi vitamin e sebagai antioksidan dan pro vitamin a.
|
5.
|
Kode produksi
|
09 – Oktober - 2017
|
30 – Maret - 2018
|
6.
|
Deskripsi produk
|
Filma Minyak Goreng
adalah minyak goreng non kolesterol yang terbuat dari buah sawit segar
pilihan, diproduksi dengan Sistem Pemurnian Terintegrasi dan pengawasan mutu
ekstra ketat sehingga menghasilkan minyak goreng yang jernih bernutrisi.
Filma Minyak Goreng mengandung asam lemak tak jenuh yang dapat membantu
menjaga kadar kolesterol, Omega 6 & Omega 9 yang merupakan asam lemak esensial
yang diperlukan oleh tubuh, Vitamin D yang baik untuk membantu pembentukan
dan pemeliharaan tulang, serta Vitamin E sebagai anti oksidan alami. Warna
kuning keemasannya berasal dari kandungan Beta Karoten alami (Pro Vitamin A).
|
Minyak goreng Tropical
2 Liter ini dalam kemasan botol merupakan minyak goreng yang berkualitas yang
disempurnakan dengan proses 2x penyaringan. Minyak tropical ini sudah
terkenal dikalangan masyarakat.
|
2.4
Identifikasi Produk
Margarin
No.
|
Identifikasi
|
Produk 1
|
Produk 2
|
1.
|
Nama produk
|
Blue Band
|
Amanda
|
2.
|
Jenis produk
|
Margarine
|
Margarine
|
3.
|
Komposisi
|
Minyak
nabati, air, garam, pengemulsi monodigliserida (nabati, pengawet kalium
sorbat, pengatur keasaman (trinatorium sitrat, asam sitrat), minyak mentega,
perisa identik alami mentega, antioksidan BHA & BHT, Vitamin B2, Pewarna
beta karoten CI 75130 (mengandung antioksidan DL Alfa Tokoferal), sukuestran
EDTA.
|
Minyak nabati, air,
garam, pengemulsi nabati, perisa (identik alami, artifisial) antioksidan BHA,
sekuestran EDTA, pengatur keasaman (trinatrium sitrat, asam sitrat) vitamin (
A,D,E) pewarna beta karoten CI 40800
|
4.
|
Nilai gizi
|
Lemak jenuh 4g, lemak trans 0g, kolestrol 0g, gula
total 0g, serat pangan 0g, natrium 90mg
|
Lemak jenuh 3.5g, lemak tidak jenuh tunggal 2.5g, lemak
tidak jenuh ganda 1g, lemak trans 0g, kolesterol 0g, protein 0g, karbohidrat
0g, natrium 80mg
|
5.
|
Kode produksi
|
29 – November - 2016
|
09 – Januari – 2017
|
6.
|
Deskripsi produk
|
Blue band
serbaguna mengandung omega 3 dan 6, serta 6 vitamin (A, B1, B2, B3, D, E). Jumlah
omega 3 dan 6 yang terkandung dalam blue band serbaguna setara dengan 250g
salmon atau tiga gelas susu, yang dapat membantu memenuhi kebutuhan
perkembangan optimal anak.
|
Margarine
dapur Amanda cocok untuk berbagai masakan dan aneka kue. Harga Rp. 3500/buah
|
2.5 Pro, Kontra dan Gagasan Terkait Kebijakan
Monaturium Lahan Sawit
2.5.1 Gagasan Tekait Kebijakan Monaturium Lahan Sawit.
Kami berpendapat bahwasanya
kebijakan monaturium lahan sawit ini merupakan langkah awal perbaikan dan
pembenahan yang akan dilakukan lewat peningkatan produktivitas. Industri sawit tidak bisa terus-menerus hidup dengan
bergantung kepada orientasi konversi hutan. Selain adanya faktor keterbatasan
wilayah hutan yang dapat dikonversi, hutan tidak elok untuk terus digadaikan
hanya untuk mengejar rente dari keuntungan sawit semata. Apa yang terjadi jika
pada suatu waktu saat harga sawit kolaps di pasar dunia?
Lahan sawit yang dimiliki
Indonesia sudah cupuklah besar, Saat
ini, luas lahan kelapa sawit di Indonesia mencapai 10,4 juta hektar dengan
produksi 70 juta ton per tahun. Dari total lahan tersebut, 4 juta hektar
merupakan lahan yang dikelola petani rakyat. Dan jika tidak ada kebijakan ini dapat dipastikan petani akan kalah
bersaing dengan perusahaan-perusahaan industri yang akan terus membuka lahan
sawit, dan akhirnya nilai jual sawit milik petani rakyat pun akan jatuh.
Selain itu kebijakan ini
juga dapat membantu petani, karena adanya kebijakan ini otomatis lahan yang
akan dikorbankan umtuk perluasan lahan sawit akan berkurang, dimana itu akan
membantu untuk berkembangnya komoditas pertanian lainya.
2.5.2 Pro Kontra Kebijakan Monaturium Lahan Sawit
Pesan
ini harusnya mendorong Petani sawit untuk mengejar upaya intensifikasi lahan. Petani
harus beralih dari orientasi semula, yaitu perluasan lahan yang akan merugikan
dalam jangka panjang, sebaliknya mulai meningkatkan cara pengelolaan lahan yang
berpatokan pada kebijakan non ekspansi lahan dan zero-deforestasi. Dengan Kebijakan ini, petani dipaksa untuk terus berinovasi, berorientasi pada penciptaan produktivitas dan pengelolahan lahan lewat supply chain management, manajemen kelola lahan, pemilihan bibit unggul, termasuk pemberian bibit unggul kepada plasma, serta transportasi dan pengolahan minyak sawit yang lebih efisien terintegrasi agar dapat menghasilkan produktivitas per hektare yang lebih tinggi.
Selain itu juga kebijakan ini
disinyalir akan berdampak pada penambahan tenaga kerja, yang artinya akan
menambah angka pengangguran.
0 komentar :
Posting Komentar