Laporan Manajemen Agroindustri Perkebunan Kelapa Sawit

Selasa, 03 Mei 2016

Laporan Manajemen Agroindustri Perkebunan Kelapa Sawit








Nama  : Dika Maulana Santoso
NIM    : D41140942
Gol      : C




Program Studi Manajemen Agroindustri
Jurusan Manajemen Agribisnis
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
Tahun 2016

BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
            Kelapa sawit merupakan tumbuhan pohon. Bunga dan buahnya berupa tandan dan bercabang banyak. Memilki buah kecil dan apabila matang, akan berwarna merah kehitaman. Untuk daging buahnya padat serta mengandung minyak. Minyak kelapa sawit ini digunakan sebagai minyak goreng. Kelapa sawit sendiri dipanen harus berumur 4 tahun, dalam pemanenan yang perlu diperhatikan adalah kematangan buah. Dalam perkebunan kelapa sawit ada beberapa kriteria buah yang layak untuk dipanen dan kemudian diolah menjadi minyak goreng.
Pengolahan Kelapa sawit merupakan suatu proses pengolahan yang menghasilkan minyak kelapa sawit. Hasil utama yang dapat diperoleh ialah minyak sawit, inti sawit, sabut, cangkang dan tandan kosong. Pabrik kelapa sawit (PKS) dalam konteks industri kelapa sawit di Indonesia dipahami sebagai unit ekstraksi crude palm oil (CPO) dan inti sawit dari tandan buah segar (TBS) kelapa sawit. PKS tersusun atas unit-unit proses yang memanfaatkan kombinasi perlakuan mekanis, fisik, dan kimia.
Parameter penting produksi seperti efisiensi ekstraksi, rendemen, kualitas produk sangat penting perananya dalam menjamin daya saing industri perkebunan kelapa sawit di banding minyak nabati lainnya. Perlu diketahui bahwa kualitas hasil minyak CPO yang diperoleh sangat dipengaruhi oleh kondisi buah (TBS) yang diolah dalam pabrik. Sedangkan proses pengolahan dalam pabrik hanya berfungsi menekan kehilangan dalam pengolahannya, sehingga kualitas CPO yang dihasilkan tidak semata-mata tergantung dari TBS yang masuk ke dalam pabrik.
Pada prinsipnya proses pengolahan kelapa sawit adalah proses ekstraksi CPO secara mekanis dari tandan buah segar kelapa sawit (TBS) yang diikuti dengan proses pemurnian. Secara keseluruhan proses tersebut terdiri dari beberapa tahap proses yang berjalan secara sinambung dan terkait satu sama lain kegagalan pada satu tahap proses akan berpengaruh langsung pada proses berikutnya. Oleh karena itu setiap tahap proses harus dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan norma-norma yang ada.

B.     RUMUSAN MASALAH
1.     Apa itu kelapa sawit ?
2.     Bagaimana standar mutu dari minyak kelapa sawit ?
3.     Bagaimana identifikasi produk minyak goreng dengan berbahan baku kelapa sawit ?
4.     Bagaimana identifikasi produk margarin dengan berbahan baku kelapa sawit ?
5.     Bagaimana pendapat anda tentang adanya kebijakan moratorium lahan kelapa sawit terhadap pendapatan petani serta apa dampak positif dan negatif terhadap kebijakan tersebut ?

C.    TUJUAN
1.        Untuk mengetahui tentang kelapa sawit
2.        Untuk mengetahui standar mutu dari minyak kelapa sawit
3.        Untuk mengetahui identifikasi produk dengan berbahan baku kelapa sawit menjadi minyak goreng
4.        Untuk mengetahui identifikasi produk dengan berbahan baku kelapa sawit menjadi margarine
5.        Untuk mengetahui apa pengaruh yang akan didapat petani terhadap pemberlakuan kebijakan moraturium lahan sawit



BAB II
PEMBAHASAN

2.1                         Kelapa Sawit
 Kelapa sawit (Elaeis) adalah tumbuhan industri penting penghasil minyak masak, minyak industri, maupun bahan bakar (biodiesel). Perkebunannya menghasilkan keuntungan besar, sehingga banyak hutan dan perkebunan lama di konversi menjadi perkebunan kelapa sawit.Indonesia adalah penghasil minyak kelapa sawit kedua dunia setelah malaysia. Di Indonesia penyebarannya di daerah Aceh, Pantai Timur Sumatra, Jawa, sulawesi, dan Kalimantan.
Minyak sawit dapat digunakan untuk begitu beragam peruntukannya karena keunggulan sifat yang dimilikinya, yaitu tahan oksidasi dengan tekanan tinggi, mampu melarutkan bahan kimia yang tidak larut oleh bahan pelarut lainnya, mempunyai daya lapis yang tinggi dan tidak menimbulkan iritasi pada tubuh dalam bidang kosmetik. Bagian yang paling populer untuk diolah dari kelapa sawit adalah buah. Bagian daging buah menghasilkan minyak kelapa sawitmentah yang diolah menjadi bahan baku minyak goreng dan berbagai jenis turunannya. Kelebihan minyak nabati dari sawit adalah harga yang murah, rendah kolesterol, dan memiliki kandungan karoten tinggi. Minyak sawit juga diolah menjadi bahan baku margarin.

2.2                         Standar Mutu dari Minyak Kelapa Sawit
Mutu minyak kelapa sawit dapat dibedakan menjadi dua arti, pertama, benarbenar murni dan tidak bercampur dengan minyak nabati lain. Mutu minyak kelapa sawit tersebut dapat ditentukan dengan menilai sifatsifat fisiknya, yaitu dengan mengukur titik lebur angka penyabunan dan bilangan yodium. Kedua, pengertian mutu sawit berdasarkan ukuran. Dalam hal ini syarat mutu diukur berdasarkan spesifikasi standar mutu internasional yang meliputi kadar ALB, air, kotoran, logam besi, logam tembaga, peroksida, dan ukuran pemucatan. Kebutuhan mutu minyak kelapa sawit yang digunakan sebagai bahan baku industri pangan dan non pangan masingmasing berbeda. Oleh karena itu keaslian, kemurnian, kesegaran, maupun aspek higienisnya harus lebih Diperhatikan. Rendahnya mutu minyak kelapa sawit sangat ditentukan oleh banyak faktor. Faktorfaktor tersebut dapat langsung dari sifat induk pohonnya, penanganan pascapanen, atau kesalahan selama pemrosesan dan pengangkutan.

2.3                         Identifikasi Produk Minyak Goreng

No.
Identifikasi
Produk 1
Produk 2
1.
Nama produk
Filma
Tropical
2.
Jenis produk
Minyak goreng
Minyak goreng
3.
Komposisi

Minyak kelapa sawit, antioksi & vitamin E
4.
Nilai gizi
Mengandung asam lemak jenuh dan tak jenuh, Protein, Karbohidrat, Natrium, Omega 6, Omega 9, Vitamin D & E

asam lemak tak jenuh (omega9) yang dapat membantu menurunkan kolesterol darah, serta juga dilengkapi vitamin e sebagai antioksidan dan pro vitamin a.
5.
Kode produksi
09 – Oktober - 2017
30 – Maret - 2018


         
6.
Deskripsi produk
Filma Minyak Goreng adalah minyak goreng non kolesterol yang terbuat dari buah sawit segar pilihan, diproduksi dengan Sistem Pemurnian Terintegrasi dan pengawasan mutu ekstra ketat sehingga menghasilkan minyak goreng yang jernih bernutrisi. Filma Minyak Goreng mengandung asam lemak tak jenuh yang dapat membantu menjaga kadar kolesterol, Omega 6 & Omega 9 yang merupakan asam lemak esensial yang diperlukan oleh tubuh, Vitamin D yang baik untuk membantu pembentukan dan pemeliharaan tulang, serta Vitamin E sebagai anti oksidan alami. Warna kuning keemasannya berasal dari kandungan Beta Karoten alami (Pro Vitamin A).
Minyak goreng Tropical 2 Liter ini dalam kemasan botol merupakan minyak goreng yang berkualitas yang disempurnakan dengan proses 2x penyaringan. Minyak tropical ini sudah terkenal dikalangan masyarakat. 


2.4                         Identifikasi Produk Margarin
No.
Identifikasi
Produk 1
Produk 2
1.
Nama produk
Blue Band
Amanda
2.
Jenis produk
Margarine
Margarine
3.
Komposisi
Minyak nabati, air, garam, pengemulsi monodigliserida (nabati, pengawet kalium sorbat, pengatur keasaman (trinatorium sitrat, asam sitrat), minyak mentega, perisa identik alami mentega, antioksidan BHA & BHT, Vitamin B2, Pewarna beta karoten CI 75130 (mengandung antioksidan DL Alfa Tokoferal), sukuestran EDTA.
Minyak nabati, air, garam, pengemulsi nabati, perisa (identik alami, artifisial) antioksidan BHA, sekuestran EDTA, pengatur keasaman (trinatrium sitrat, asam sitrat) vitamin ( A,D,E) pewarna beta karoten CI 40800
4.
Nilai gizi
Lemak jenuh 4g, lemak trans 0g, kolestrol 0g, gula total 0g, serat pangan 0g, natrium 90mg
Lemak jenuh 3.5g, lemak tidak jenuh tunggal 2.5g, lemak tidak jenuh ganda 1g, lemak trans 0g, kolesterol 0g, protein 0g, karbohidrat 0g, natrium 80mg
5.
Kode produksi
29 – November - 2016
09 – Januari – 2017
6.
Deskripsi produk
Blue band serbaguna mengandung omega 3 dan 6, serta 6 vitamin (A, B1, B2, B3, D, E). Jumlah omega 3 dan 6 yang terkandung dalam blue band serbaguna setara dengan 250g salmon atau tiga gelas susu, yang dapat membantu memenuhi kebutuhan perkembangan optimal anak.
Margarine dapur Amanda cocok untuk berbagai masakan dan aneka kue. Harga Rp. 3500/buah

2.5 Pro, Kontra dan Gagasan Terkait Kebijakan Monaturium Lahan Sawit
    2.5.1 Gagasan Tekait Kebijakan Monaturium Lahan Sawit.
Kami berpendapat bahwasanya kebijakan monaturium lahan sawit ini merupakan langkah awal perbaikan dan pembenahan yang akan dilakukan lewat peningkatan produktivitas. Industri sawit tidak bisa terus-menerus hidup dengan bergantung kepada orientasi konversi hutan. Selain adanya faktor keterbatasan wilayah hutan yang dapat dikonversi, hutan tidak elok untuk terus digadaikan hanya untuk mengejar rente dari keuntungan sawit semata. Apa yang terjadi jika pada suatu waktu saat harga sawit kolaps di pasar dunia?
Lahan sawit yang dimiliki Indonesia sudah cupuklah besar, Saat ini, luas lahan kelapa sawit di Indonesia mencapai 10,4 juta hektar dengan produksi 70 juta ton per tahun. Dari total lahan tersebut, 4 juta hektar merupakan lahan yang dikelola petani rakyat. Dan jika tidak ada kebijakan ini dapat dipastikan petani akan kalah bersaing dengan perusahaan-perusahaan industri yang akan terus membuka lahan sawit, dan akhirnya nilai jual sawit milik petani rakyat pun akan jatuh.
Selain itu kebijakan ini juga dapat membantu petani, karena adanya kebijakan ini otomatis lahan yang akan dikorbankan umtuk perluasan lahan sawit akan berkurang, dimana itu akan membantu untuk berkembangnya komoditas pertanian lainya.

2.5.2 Pro Kontra Kebijakan Monaturium Lahan Sawit
          Pesan ini harusnya mendorong Petani sawit untuk mengejar upaya intensifikasi lahan. Petani harus beralih dari orientasi semula, yaitu perluasan lahan yang akan merugikan dalam jangka panjang, sebaliknya mulai meningkatkan cara pengelolaan lahan yang berpatokan pada kebijakan non ekspansi lahan dan zero-deforestasi. Dengan Kebijakan ini, petani dipaksa untuk terus berinovasi, berorientasi pada penciptaan produktivitas dan pengelolahan lahan lewat supply chain management, manajemen kelola lahan, pemilihan bibit unggul, termasuk pemberian bibit unggul kepada plasma, serta transportasi dan pengolahan minyak sawit yang lebih efisien terintegrasi agar dapat menghasilkan produktivitas per hektare yang lebih tinggi. 
Selain itu juga kebijakan ini disinyalir akan berdampak pada penambahan tenaga kerja, yang artinya akan menambah angka pengangguran.

0 komentar :

Posting Komentar