William Shakespeare
William
Shakespeare adalah seorang penulis inggris yang
seringkali disebut orang sebagai salah satu sastrawan terbesar inggris. Ia menulis
sekitar 38 sandiwara tragedi, komedi, sejarah dan 154 sonata, 2puisi naratif,
dan puisi-puisi yang lain. Ia menulis antara tahun 1585 dan 1613 dan karyanya
telah diterjemahkan di hampir semua bahasa hidup di dunia dan dipentaskan di
panggung lebih daripada semua penulis sandiwara yang lain.
Shakespeare tidak mengikuti jejak
ayahnya. Pada zaman itu, sekolah umum baru dimulai di Inggris. Sebelumnya,
hampir semua anak tidak tahu cara membaca dan menulis, mereka hanya belajar
suatu keterampilan atau bertani. Shakespeare pergi ke salah satu sekolah umum
yang baru ini. Ia belajar latin yang merupakan bahasa semua kaum terpelajar,
tidak peduli dari negara mana mereka berasal. Dari london ke lisbon, dari
alexandria ke konstaninopel, dari tunis ke yerusalem, semua orang terpelajar
berbicara Latin dan bahasa ibu mereka. Semua dokumen penting, baik dokumen
negara, gereja, atau perdagangan, ditulis menggunakan Latin.
Shakespeare juga mempelajari karya-karya
para penulis dan filosofer dari Yunani Kuno dan Romawi. Lebih dari 100 tahun
berlalu sejak Johannes Gutenberg memperkenalkan percetakan ke Eropa pada tahun
1457. Shakespeare dan orang Inggris lain yang dapat membaca dan mampu membeli
buku-buku menjadi akrab dengan kisah-kisah dari berbagai tempat seperti Italia,
Perancis, Asia Minor, dan Afrika Utara. Beberapa kisah-kisah ini menjadi dasar
cerita-cerita terbesar Shakespeare.
Contohnya, The Golden Ass karya Apuleise, sebuah kisah
kuno dari Afrika Utara, kemungkinan merupakan kisah yang menginspirasikan
Impian di Tengah Musim. Shakespeare meminjam cerita untuk Romeo dan Juliet dari
seorang penulis Inggris lain, yang mendapatkannya dari seorang penulis
Perancis, yang menerjemahkannya dari kisah abad ke-16 oleh Luigi da Porta dari
Italia yang bersumpah bahwa cerita tersebut adalah berdasarkan cerita nyata.
Sistem kelas pada zaman Shakespeare
dapat saja sudah memiliki susunan-susunan, namun hal tersebut tidak statis.
Orang-orang mulai berpikir tentang mereka sendiri. Shakespeare hidup di zaman
Renaisans yang berarti "kelahiran kembali" yang terjadi pada abad ke-15
hingga abad ke-17 di Eropa.
Renaisans Eropa menghidupkan kembali
pembelajaran klasik. Pada zaman tersebut terdapat gerakan kebangkitan minat
terhadap seni, musik, dan arsitektur. Suatu dunia yang tua dan stagnan
tiba-tiba berubah menjadi hidup dan vibran. Meskipun hampir semua orang percaya
bahwa susunan matahari, bulan, bintang, dan planet memengaruhi nasib mereka,
beberapa orang mulai mengubah cara berpikir mereka tentang diri mereka dan
dunia yang mereka tinggali. Mereka mulai memahami kekuasaan dan posisi
pemerintahan diciptakan oleh manusia, bukan ditentukan oleh Tuhan sejak
lahirnya. Mereka menyadari bahwa kekristenan bukanlah satu-satunya agama di
dunia. Dan karena banyak di antara mereka mulai dapat membaca, maka banyak juga
yang tidak ingin tinggal di kelas sosial tempat mereka dilahirkan. Banyak
petualang Renaisans menggunakan cara mereka sendiri-sendiri untuk mencari
rezeki dan mengembangkan kehidupan mereka. Shakespeare adalah salah satu dari
orang-orang tersebut.
Pada awal 1590-an, William Shakepseare
mengokohkan dirinya sebagai seorang penulis sandiwara dan aktor di London.
Selain itu, ia juga memiliki bagian dari rumah sandiwara tempat ia dan
teman-temannya bermain. Itu mungkin adalah sumber penghasilannya. Shakespeare
menikahi Anne Hathaway, yang delapan tahun lebih tua darinya, pada tanggal 28
November 1582 di Temple Grafton, dekat Stratford. Anne kala itu hamil tiga
bulan. Bersama-sama mereka dikaruniai tiga anak: Susanna, dan si kembar Hamnet
dan Judith. Istri dan ketiga anaknya tinggal di Stratford, dan kemungkinan
besar Shakespeare pergi mengunjungi mereka setahun sekali.
Pada tahun 1596
Hamnet meninggal dunia. Karena kemiripan nama, banyak orang berpikir bahwa hal
ini mengilhaminya untuk menulis The Tragical History of Hamlet, Prince of
Denmark.
Shakespeare menjadi orang teater yang
sangat terkenal, sangat populer, dan sangat kaya. Ratu Elizabeth I sangat
menyukai karya-karyanya; begitu pula dengan Raja James I, penerusnya. Pada
pemerintahan James I, Shakespeare dan kawan-kawan terkenal dengan sebutan
"Orang-orang Raja" karena Raja James I adalah pengunjung mereka yang
spesial. Sampai saat ini, konon, belum ada satu pun sastrawan yang mampu
melampaui kehebatannya. Bahkan, ada yang mengatakan bahwa satu-satunya karya
sastra hanyalah karya-karya Shakespeare, selain itu bukanlah karya sastra,
melainkan hanya catatan kaki! Terlalu berlebihan, memang, tetapi hal itu
menunjukkan betapa Shakespeare adalah sastrawan besar yang berada di kasta
paling tinggi.
0 komentar :
Posting Komentar