Ramadhan dan Eksistensinya
Dalam senandung syahdunya lagu bang Haji Roma, yang syairnya berbunyi, “Kalau sudah tiada baru terasa, bahwa kehadirannya sungguh berharga” (nyanyi.. nyanyi.. :u)
Ramadhan sekarang berada dalam dekapan kita, ia masih bersama kita ibarat tunas yang masih muda masih di awal ketika semangat menggebu. :D
Namun entah menjadi kesadaran kita bersama atau tidak bahwa kehadiran Ramadhan yang panjang (sebulan penuh) ini terkadang melenakan masyarakat di awal bahkan di pertengahannya. Ketika sudah menargetkan suatu kebaikan, karena masih lama terkadang menunda karena masih lama kadang mencari dispensasi untuk diri dan mengatakan dalam hati “ah masih lama ntar aja dah tilawahnya”, “ah masih lama ntar aja dah tarawihnya, balas dendam dulu (bersama nasi, sayur terong, dan ayam kecap yang biasanya saya beli di warung makan langganan di jl.mastrip :D)”
Nah,, kita sering lupa akan eksistensinya di awal padahal langkah pertama mencerminkan langkah-langkah selanjutnya dan diperlukan hentakan jiwa untuk merubah pola dan meningkatkan serta membangun kebiasaan baik. Karena Ramadhan adalah bulan yang berkah. Nah,, ada baiknya jikalau kita berniat melaksanakan sesuatu yang lebih baik kedepannya dapat dimulai dari bulan penuh maghfirah ini. :)
Eksistensi Ramadhan pun harus dibekali dengan kesiapan dan tidak shock, kaget dan menimbulkan pingsan. :D "hanya candaan :)" Kita harus memiliki kecakapan ruhani dan kecakapan ilmu sehingga kita mampu melihat tadhiyah(pengorbanan) kita dalam segala hal di bulan ini. Sebuah jalan ampunan sebuah jalan rahmat yang ALLAH SWT sediakan sebulan di tiap tahunnya. Sebuah bulan cinta Tuhan bagi umatnya sebuah cinta akan keselamatan umat dengan bonus-bonus amal yang dilipatgandakan tanpa hitungan pasti, sampai-sampai shaum adalah satu-satunya amalan yang ALLAH SWT sendiri yang membalasnya tanpa ganjaran pasti dan takaran yang precise. "WoW... Dasyat bukan :o???"
Eksistensi ramadhan harus pula dibekali dengan kerinduan dan senang dalam dekapannya yang dekat, terus bersamanya dalam alunan dan basah akan dzikir serta menghidupkan lagi shalat-shalat berjamaah di tiap waktu wajib. Hal ini semoga membentuk sebuah mindset amal dan kerja setelah ramadhan sehingga kita makin cinta dengan ibadah dan makin cinta dengan ALLAH yang menghasilkan mahabbah (cinta), khauf(takut), ridho dan tadhiyah (pengorbanan), karena kita sudah terlanjur mengenal Rabb kita secara dalam dan menyeluruh.
Sehingga janganlah kita termasuk mereka yang lalai di pijakan dan hentakan pertama di bulan maghfirah ini, jangan sampai pola hentakan itu kehilangan momennya lalu kita ibarat seonggok jiwa yang mengikuti rutinitas shaum tanpa mengambil jutaan makna di perjalanannya.
Happy Ramadhan.. :D ^_-
Nah,, kita sering lupa akan eksistensinya di awal padahal langkah pertama mencerminkan langkah-langkah selanjutnya dan diperlukan hentakan jiwa untuk merubah pola dan meningkatkan serta membangun kebiasaan baik. Karena Ramadhan adalah bulan yang berkah. Nah,, ada baiknya jikalau kita berniat melaksanakan sesuatu yang lebih baik kedepannya dapat dimulai dari bulan penuh maghfirah ini. :)
Eksistensi Ramadhan pun harus dibekali dengan kesiapan dan tidak shock, kaget dan menimbulkan pingsan. :D "hanya candaan :)" Kita harus memiliki kecakapan ruhani dan kecakapan ilmu sehingga kita mampu melihat tadhiyah(pengorbanan) kita dalam segala hal di bulan ini. Sebuah jalan ampunan sebuah jalan rahmat yang ALLAH SWT sediakan sebulan di tiap tahunnya. Sebuah bulan cinta Tuhan bagi umatnya sebuah cinta akan keselamatan umat dengan bonus-bonus amal yang dilipatgandakan tanpa hitungan pasti, sampai-sampai shaum adalah satu-satunya amalan yang ALLAH SWT sendiri yang membalasnya tanpa ganjaran pasti dan takaran yang precise. "WoW... Dasyat bukan :o???"
Eksistensi ramadhan harus pula dibekali dengan kerinduan dan senang dalam dekapannya yang dekat, terus bersamanya dalam alunan dan basah akan dzikir serta menghidupkan lagi shalat-shalat berjamaah di tiap waktu wajib. Hal ini semoga membentuk sebuah mindset amal dan kerja setelah ramadhan sehingga kita makin cinta dengan ibadah dan makin cinta dengan ALLAH yang menghasilkan mahabbah (cinta), khauf(takut), ridho dan tadhiyah (pengorbanan), karena kita sudah terlanjur mengenal Rabb kita secara dalam dan menyeluruh.
Sehingga janganlah kita termasuk mereka yang lalai di pijakan dan hentakan pertama di bulan maghfirah ini, jangan sampai pola hentakan itu kehilangan momennya lalu kita ibarat seonggok jiwa yang mengikuti rutinitas shaum tanpa mengambil jutaan makna di perjalanannya.
Happy Ramadhan.. :D ^_-
0 komentar :
Posting Komentar